penerapan system thinking

untuk penerapan system thinking, menurut richmond dalam masyita (2001:29), diperlukan adanya 7 (tujuh) keterampilan mendasar yang disebut sebagai critical thinking skills. adapun ketujuh keterampilan itu adalah sebagai berikut :
  1. dynamic thinking. mampu melihat dan menyimpulkan pola-pola perilaku lebih dari hanya memfokuskan pada, dan berupaya untuk memprediksi, kejadian-kejadian (events). fenomena dipikirkan sebagai sesuatu yang dimunculkan oleh proses-proses melingkar yang terus berlanjut dengan berjalannya waktu (on going circular processes). fenomena tidak dipikirkan hanya sebagai sesuatu yang dimunculkan oleh sejumlah faktor (laundry list).
  2. closed-loop thinking. dunia nyata dilihat sebagai suatu kumpulan proses yang saling bergantung dan terus berlanjut dengan berjalannya waktu. dunia nyata tidak dilihat sebagai sesuatu yang disebabkan oleh hubungan satu arah dari sekumpulan faktor (laundry list). 
  3. generic thinking. perilaku-perilaku fenomena yang mirip secara kualitatif, walaupun berasal dari sistem-sistem yang berbeda, mempunyai struktur yang generik. sebagai contoh, perilaku kurva s (sigmoid) dapat terjadi di sistem-sistem sosial, ekonomi, bisnis, dan biologi. struktur kurva s terdiri atas sebuah positive feedback yang bergandengan dengan sebuah negative feedback. dalam perjalanannya terjadi pergeseran pengaruh dari perilaku positive feedback ke perilaku negative feedback.
  4. structural thinking. besaran-besaran (variabel) harus dinyatakan (dipikirkan) beserta dimensinya (unitnya). implikasinya ialah bahwa : adanya struktur stok dan aliran dalam kehidupan nyata harus dapat direpresentasikan dalam model; dan aliran-aliran yang berbeda secara konseptual, di dalam model harus dibedakan.
  5. operational thinking. sesuatu (fenomena) dipikirkan dalam suatu kerangka bagaimana sesuatu itu betul-betul bekerja (beroperasi), tidak dipikirkan bagaimana sesuatu itu bekerja secara teoritis.
  6. continuum thinking. besaran-besaran fenomena sosio-tekno-ekonomi-lingkungan pada umumnya berubah secara kontinyu, tidak secara diskrit. sebagai contoh, bila stok suatu barang terus berkurang menuju nol; tingkat konsumsi barang tersebut tidak langsung (secara mendadak) menjadi nol. akan tetapi, konsumsinya secara bertahap berkurang menuju nol (karena harganya terus kian meningkat).
  7. scientific thinking. melihat suatu besaran tidak hanya menyangkut masalah-masalah pengukuran numerik absolutnya, tetapi juga menyangkut masalah-masalah kuantifikasinya. dalam banyak hal, kita berhadapan dengan besaran-besaran yang tidak dapat diukur dengan teliti (kepuasan, keinginan untuk berpartisipasi, ketidaksetujuan).

0 comments:

Post a Comment

terima kasih sudah berkunjung di blog ini. blog ini blog dofollow...silakan tinggalkan komentar disini tapi jangan spam ya...